Jakarta, 20 November 2025 — Memasuki hari ketiga pelaksanaan Training of Trainer (ToT) bagi dosen CPNS Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) kembali melanjutkan rangkaian pembelajaran substantif untuk memperkuat kompetensi para calon dosen. Kegiatan yang diselenggarakan oleh LPMPP UPNVJ dan berlangsung di Mash Classroom, Gedung Soetomo Lantai 2 ini menghadirkan narasumber dari Universitas Indonesia yang memiliki reputasi internasional di bidang ilmu bahasa.
Pada hari ketiga ini, peserta mendapatkan pembekalan dari Prof. Dr. Multamia Retno Mayekti Tawangsih, SS., Mse., DEA, Guru Besar dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Dengan kepakarannya dalam linguistik dan pemetaan bahasa, Prof. Multamia membawakan materi bertajuk “Bahasa Indonesia untuk Pengembangan Argumentasi dan Komunikasi Ilmiah”, sebuah tema penting bagi para dosen yang akan berperan sebagai pembimbing akademik sekaligus pengembang pemikiran kritis mahasiswa.

Dalam pemaparannya, Prof. Multamia menekankan bahwa Bahasa Indonesia memiliki fungsi strategis dalam membangun kemampuan bernalar kritis, menyampaikan argumen yang terstruktur, dan menghasilkan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurutnya, penguasaan bahasa bukan hanya soal tata bahasa, tetapi juga tentang kemampuan menata gagasan secara logis dan sistematis.
“Di perguruan tinggi, kualitas berpikir mahasiswa sering kali tercermin dari cara mereka menulis dan berargumen. Karena itu, dosen MKWK perlu menjadi teladan sekaligus fasilitator dalam mempraktikkan Bahasa Indonesia yang efektif, jelas, dan ilmiah,” tutur Prof. Multamia.
Beliau juga menjelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dalam konteks MKWK harus mampu menjembatani mahasiswa menuju budaya akademik yang sehat—yakni budaya yang mengutamakan argumentasi berbasis data, penggunaan bahasa yang etis, dan kemampuan menyampaikan gagasan secara bertanggung jawab.
Prof. Multamia memberikan penekanan khusus pada struktur argumentasi, termasuk kemampuan mengidentifikasi klaim, alasan pendukung, bukti, dan logika hubungan antarelemen tersebut. Ia mengajak peserta untuk membimbing mahasiswa agar terampil membangun argumen yang koheren, bukan sekadar opini atau pernyataan tanpa dasar.
Dalam sesi tersebut, Prof. Multamia memberikan contoh konkret mengenai cara merumuskan tesis, mengembangkan paragraf berargumen, hingga menghindari kekeliruan berpikir (logical fallacies) yang sering muncul dalam diskusi akademik.
Selain argumentasi, materi juga menyoroti komunikasi ilmiah sebagai keterampilan inti dalam dunia akademik. Prof. Multamia menggarisbawahi pentingnya prinsip kejelasan, ketepatan, objektivitas, dan konsistensi dalam penulisan ilmiah. Ia menyampaikan bahwa kemampuan berkomunikasi secara ilmiah menjadi syarat bagi mahasiswa untuk dapat menghasilkan tugas akhir, proposal penelitian, maupun artikel ilmiah yang memenuhi standar akademik.
Prof. Multamia juga mendorong para dosen CPNS untuk memperkuat literasi akademik mahasiswa melalui praktik langsung—seperti latihan menulis esai argumentatif, peer-review sederhana, dan diskusi berbasis teks ilmiah.

Setelah sesi pemaparan dan waktu istirahat, salat, dan makan (ishoma), kegiatan berlanjut dengan diskusi kelompok. Dalam forum ini, peserta berdiskusi mengenai strategi mengintegrasikan keterampilan argumentasi dan komunikasi ilmiah ke dalam proses pembelajaran MKWK.
Para peserta juga saling bertukar pengalaman dan ide mengenai cara terbaik membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan menulis yang baik, membangun argumen yang kuat, serta berkomunikasi secara ilmiah dalam berbagai konteks akademik.
Berlangsungnya sesi hari ketiga ini semakin menegaskan komitmen UPNVJ dalam membangun kultur akademik yang kuat melalui peningkatan kompetensi dosen. Materi dari Prof. Multamia memberikan bekal esensial bagi para dosen MKWK, yang nantinya berperan penting dalam membentuk mahasiswa menjadi insan yang kritis, komunikatif, dan berintegritas akademik.

Kegiatan ToT akan memasuki hari keempat pada Jumat, 21 November 2025, yang menjadi penutup rangkaian pelatihan selama empat hari tersebut.
